Minggu, 09 Desember 2012

PENGALAMAN PRIBADI

PENGALAMAN PRIBADI

                   Hilang di Malang Bersama Seorang Teman
      Suasana sangatlah membingungkan. Hati yang rasanya ingin menangis merasakan lelahnya raga. Sang mentari yang begitu panas menyengat. Aku dan dan Cici, sahabatku yang juga dekat denganku lelah terus berjalan sampai saat itu aku dan dia serasa ingin menangis. Kami masih kecil, dan kami tidak tau apa-apa.Dua kali dalam sehari hal itu terjadi padaku dan dia. Tapi aku dan Cici masih beruntung karena kami bisa mendapat jalan keluar. Hal itulah yang masih aku ingat sampai sekarang. Pengalaman yang paling menyebalkan saat aku masih SD. Sekarang aku adalah seorang siswi MAN, aku tak bisa lupa akan pengalamanku yang satu itu. 
Sebelum UAN (Ujian Akhir Nasional) dilaksanakan, sekolah mengadakan study tour. Tujuan study tour sekolahku waktu itu adalah mengunjungi Kota Malang. Malamnya sebelum berangkat, aku mempersiapkan segala apa yang aku perlukan. Aku dan teman-temanku saat itu juga sangat senang.
 Esoknya, kami berkumpul di sekolah dan bersiap-siap untuk berangkat. Sebenarnya hal yang paling menyenangkan adalah saat dalam perjalanan karena kita semua dapat bernyanyi, bercanda dan tawa dengan segala kekonyolan dari teman-teman. Aku masih ingat bahwa saat itu kami sangat suka memainkan lagu Wali yang berjudul “Cari Jodoh”.
Sesampainya di Malang, tempat pertama yang aku dan teman-teman kunjungi adalah air terjun Cuban Rondo. Tempat kedua, kita mengunjungi Jatim Park. Di sana cukuplah lama, sampai sedikit lelah di sana. Siang harinya, aku mengajak temanku yang namanya Cici ingin pergi ke toilet.
“Ci, kita ke toilet yukk, aku udah gak tahan nih...” ajakku.
“Sama, aku juga. Tapi toilet di sana kayaknya rame banget dech” kata Cici.
“Ah, gak apa-apa. Daripada nanti ngompol kan tambah repot, hehehe. Yuk, cepetan!” ajakku.
Kami pun segera pergi ke toilet sementara teman-teman sedang bermain-main dan sebagian shoping, beli makanan dan lain-lain. Sayangnya, toilet sangat antri sementara tidak ada toilet lain di sekitar tempat. Aku dan Cici pun menunggu karena kami tidak tahan.
“Haduuh, lama banget yaa ngantri di ni toilet. Aku gak tahan nih udah nunggu bermenit-menit” kata Cici.
“Iyaa Ci, aku juga. Lama banget yaa.” Jawabku
Setelah sekitar setengah jam aku dan Cici akhirnya bisa masuk ke toilet secara bergantian dan setelah keluar tiba-tiba teman-teman dan guru-guru pendamping sudah tidak ada.
“Loh, Ci, temen-temen mana yaa? Tadi kan mereka masih mainan di sini? Mestinya mereka masih di sini lho.” Kataku dengan nada sedikit kaget.
“Ah, mungkin juga masih di sekitaran sini, yukk kita cari” jawab Cici dengan santai.
Aku dan Cici pun mencari ke tempat-tempat sekitar, akan tetapi mereka tidak ada pula. Dan yang paling parah adalah gara-gara aku dan Cici mencari ke tempat lain yang sudah aku ceritakan tadi, aku dan Cici bingung harus kemana untuk mencari jalan keluar menuju pintu keluar dan masuk ke dalam bus.
“Li, kita sampe mana ini? Aku kok bingung?” Gumam Cici.
“Aku gak tau Ci, bahkan aku udah lupa jalan. Kamu tau sendiri kan kalo aku thu gak bisa bedain mana barat mana timur ” Jawabku ke Cici.
Aku ini dari kecil emang susah mau bedain arah mata angin. Yaa, kecuali kalo aku udah ngerti betul dan sering ke tempat tertentu, pasti aku tau.
Aku dan Cici rasanya mau menangis dan banyak pro-kontra antara kami, karena kita sama-sama bingung untuk keluar dari Jatim Park. Dan kami berdua pun istilahya juga sama-sama masih ndeso. Dan perlu dimaklumi juga karena aku dan dia juga masih kecil dan belum begitu bisa mandiri. Aku dan Cici sudah lelah berjalan ke sana ke mari, serasa ingin menyerah. Apalagi setelah melihat Cici yang diam-diam menangis di sampingku.
“Ci, kamu jangan nangis. Aku tau kita berdua lagi kesusahan, tapi ayo kita berusaha lagi” kataku pada Cici.
“Tapi Li, kapan kita bisa pulang dan ketemu temen-temen?”keluh Cici padaku”
“Gimana kalo kita minta tolong sama petugas itu?” kataku.
“yudah yuk, kita coba aja.” Jawab Cici.
Lalu kami bilang ke pak petugas. Diapun membantu, tapi hasilnya pun nihil dan kami kecewa. Akhirnya, aku dan Cici memutuskan untuk meninggalkan tempat petugas itu tanpa bilang ke petugas itu. Kami pun berjalan sendiri. Setelah lama berjalan, aku dan Cici bertemu dengan teman kami yang bernama Bayu dan Rizal.
“Hei, kalian thu kemana aja sih? Semuanya lagi nungguin kalian” kata Rizal
“Rizal? Alhamdulillah, kita selamet Ci.. Aku ama Cici kan kalian tinggal, Zal.” Kataku
“Iyaa Zal. Kita tadi udah muter-muter cari jalan keluar. Maaf eh, udah ngrepotin” Ternyata mereka mencari kami berdua. Aku dan Cici sangat bersyukur bisa bertemu kembali dengan teman-teman.
Setelah kembali ke bus, aku dan Cici sudah lega karena kami tidak jadi hilang. Malamnya, aku, teman-teman dan guru-guru pendamping pergi ke Matos (Malang Town Square) untuk membeli sesuatu yang kita inginkan. Aku dan Cici bertemu lagi. Sebenarnya, saat study tour itu aku dan Cici tidak berjanjian untuk bersama saat di tempat tujuan, tetapi kita selalu bertemu dan memiliki tujuan sama. Sampai akhirnya sesaat setelah aku dan Cici bertemu, dia mengajakku untuk membeli sebuah pizza dan untuk membelinya kita haus antri lagi.
“Li, kita beli izza di sana yukk. Aku lagi pengen nih. Ni temen-temen yang lain juga pada mau beli.” Ajak Cici.
“Kayaknya, aku juga pengen deh. Yukk beli.”
Setelah menunggu beberapa menit, ternyata temen-temen yang lain gak jadi beli. Awalnya aku dan Cici tidak tahu, kami santai aja nunggu pesanan pizza. Setelah selesai, aku dan Cici pun mencari teman-teman dan ternyata kami ditinggal lagi.
“Ci, kok kita ditinggal lagi? Gimana nih? Kamu hafal jalan keluarnya nggak?” gumamku.
“Aku gak hafal jalannya nih... duhh, gimana nii kita? ” kata Cici
“Malah tanya balik” jawabku
“Tadi siang kita ditinggal, sekarang kita ditinggal. Nasib-nasib..!” Keluh Cici
“Tapi anehnya kok selalu kita berdua yaa? Kenapa gak salah satu dari kita beda temen?” bingungku.
“iya ya? Takdir kali. Ya udah, yukk kita jalan lagi” kata Cici
Haah, capek rasanya selalu hilang dari teman-teman dan guru-guru pendamping. Dan yang paling lucunya lagi aku hilang selalu bersama Cici. Padahal setelah kami hilang dari Jatim Park tadi, kami juga tidak bersama-sama lagi dan bertemu lagi dengan tidak disengaja. Untuk anak kecil seperti kami, tentunya kami tidak mengerti tentang mall seluas Malang Town Square. Setelah kira-kira setengah jam aku dan Cici berjalan mencari jalan keluar, kami akhirnya menemukan jalan keluarnya dan kami kembali ke bus. Huft, banyak teman yang memprotes kami. Tapi yaa mau bagaimana lagi, namanya juga ditinggal temen-temen. Sungguh menyebalkan...


                                                                                                                       By: Amalia Dewi Safitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEMOGA BERMANFAAT